Info Terbaru 2022

Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle)

Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle)
Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle)
Gaya guling perut (straddle) adalah salah satu gaya yang ada dalam teknik lompat tinggi, dimana ketika tubuh melewati mistar tubuh dengan cepat diputar dan dibalikkan, sehingga perilaku tubuh di atas mistar telungkup.

Sejarah Lompat Tinggi Gaya Guling (Straddle)


Gaya Guling Perut (belly roll) atau kangkang (straddle) mulai dikenal pada tahun 1930, yaitu semenjak Jim Stewart (Amerika) menggunakan gaya ini dalam suatu perlombaan. Namun diberbagai negara gaya ini belum diakui sebagai gaya yang syah (seperti halnya gaya guling sisi), sebab ketika melewati mistar peraturan itu dicabut (1934) maka mulai ketika itu pula gaya straddle dengan pesat tersebar keberbagai negara, bersaing dengan gaya guling sisi.

P. Reavis, C. Dumas dan masih banyak lagi pelompat tinggi lainnya bisa melompat mistar 2,15 meter. Bahkan V. Brumei, atlet asal Rusia pernah membuat rekor dunia dengan ketinggian 2, 23 meter.

Cara melaksanakan Gaya Guling: 
  1. Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting ketika mengambil awalan langkahnya ganjil. 
  2. Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan.
  3. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat tubuh dibalikkan, sampai perilaku tubuh diatas mistar telungkup.
  4. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.
  5. Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena ialah kaki kanan dan ajudan jika referensi menggunakan kaki kiri, kemudian bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.
Teknik melaksanakan Lompat Tinggi Gaya Guling (Straddle)

1. Awalan

Gaya Stradle mempunyai arah dan sudut awalan yang menyerupai dengan gaya guling sisi. Bila seorang atlet ketika akan melompat bertumpu dengan kaki kanan, maka awalan dari samping/serong kanan dan sebaliknya jika bertumpu dengan kaki kiri, awalan dari serong kiri

2. Tumpuan

Kaki yang dipakai sebagai referensi ialah kaki yang terdekat dengan mistar atau kaki kepingan dalam. Sementara kaki bebas diayun kedepan atas.

3. Melayang dan pendaratan

Setelah melonpat dengan referensi kaki maka tubuh akan melayang di atas mistar, tubuh tidur telungkup dan sejajar dengan mistar, kedua kaki kangkang (straddle). Kaki bebas, tubuh kepingan atas (kepala) dan lengan yang sepihak dengan kaki ayun turun terlebih dahulu (kepala lebih rendah dari pinggul) terus berguling kekanan meluncur kebawah. Setelah berkembang beberapa lama, ketika diatas mistar posisi tubuh tidak sejajar dengan mistar, tetapi kepala dan tubuh tidak sejajar dengan mistar, tetapi kepala dengan tubuh melintas mistar terlebih dahulu terus menyelam/menuklik kebawah disebut juga "dive straddle". Sedangkan kaki tumpu yang ketika itu belum melewati mistar dan masih dalam keadaan tertekuk lutut sanggup digerakkan dengan dua cara:
  • Diluruskan atau ditendangkan kebelakang atas, Dengan cara ini, ketika mendarat cenderung dilakukan dengan satu kaki (kaki bebas/ayun) dan tangan hampir bersamaan terus berguling menjauhi mistar.
  • Dalam perilaku lutut masih ditekuk itu, paha ditarik/dibuka menjauhi mistar, sehingga tubuh berputar kekanan dan menghadap keatas ketika meluncur turun, dengan cara ini pendaratan dilakukan dengan kepingan punggung terlebih dahulu.
Secara metodis (bagi pemula) pendaratan dilakukan dengan kepingan kaki ayun/bebas terlebih dahulu. 

Keuntungan menggunakan gaya straddle:
  • Berat tubuh sanggup dibawa keatas dengan segera.
  • Saat di atas mistar perilaku tubuh  tidur telungkup, sehingga jarak antara titik berat tubuh dengan mistar relatif kecil/dekat.
  • Gerakkan kangkang ketika melewati mistar merupakan gerakkan yang wajar, gampang dilakukan dan tidak banyak menuntut tenaga.
  • Saat diatas mistar pelompat sempat melihat mistar, sehingga sanggup mengendalikan gerakkan yang perlu saja.
Advertisement

Iklan Sidebar

Adsense 728x90